The Hunger Games Mockingjay Pin

Minggu, 04 Januari 2015

Teori Kepribadian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Bimbingan dan konseling sebagai sebuah kajian ilmiah tidak dapat berdiri sendiri tanpa ilmu pendukung lainnya. Konsep tentang pelaksanaan bimbinan dan konseling di sekolah mengacu pada kebutuhan siswa dan tugas-tugas perkembangan yang harus dituntaskannya. Sejauh ini, bimbingan dan konseling mengikrarkan diri sebagai sahabat siswa yang harapannya mengetahui sisi psikologis dan perkembangan mereka dalam masa remaja yang fluktuatif.
Psikologi sosial merupakan ilmu pendukung bimbingan dan konseling dimana konseli sebagai bagian dari masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri. Konseli memiliki peran dan fungsi yang secara otomatis menentukan perilakunya dalam lingkup sosial. Pengaruh dari lingkungan sosial dapat memberikan sumbangan bagi bimbingan dan konseling dalam melaksanakan prosesnya agar berjalan lancar.
1.2   Rumusan Masalah
1.     Pengertian konflik?
2.     Apa saja unsur-unsur dalam konflik?
3.     Apa saja sumber konflik yang dipusatkan pada faktor hubungan antar individu dan antar kelompok?

1.3         Tujuan
            Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1.     Agar pembaca mengetahui pengertian konflik
2.     Agar pembaca mengetahui  unsur-unsur dalam konflik
3.     Agar pembaca sumber konflik yang dipusatkan pada faktor hubungan antar individu dan antar kelompok

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Pengertian Konflik
Individu dalam hubungannya dengan kelompok mengarah pada dua bentuk hubungan yaitu kerjasama ataukan konflik. Konflik itu sendiri merupakan pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik akan lebih banyak membuat kerugian dibanding dengan kerja sama. Alo Liliweri (2005:249) mencoba merangkum definisi dari berbagai sumber, sebagai berikut :
1.     Konflik sebagai bentuk pertengkaran alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok dikarenakan perbedaan sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
2.     Konflik merupakan hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang merasa memiliki sasaran-sasaran tertentu namun diliputi pemikiran, perasaan atau perbuatan yang tidak sejalan.
3.     Pertentangan atau pertikaian karena ada perbedaan dalam kebutuhan, nilai, motivasi perilaku, atau yang terlibat di dalamnya.
4.     Suatu proses yang terjadi ketika satu pihak secara negatif mempengaruhi pihak lain, dengan melakukan kekerasan fisik yang membuat orang lain terganggu.
2.2      Unsur-unsur dalam konflik
Dari beberapa definisi tersebut di atas, nampak bahwa setiap konflik memiliki beberapa unsur, diantaranya (Barge dalam Alo Liliweri, 2005:250):
a.     Melibatkan dua pihak atau lebih yang berinteraksi
b.     Ada tujuan yang menjadi sasaran konflik dan sekaligus sebagai sumber konflik
c.     Ada perbedaan pikiran, perasaan, tindakan di antara pihak yang terlibat untuk mendapatkan atau mencapai tujuan/sasaran
d.     Ada situasi konflik antara dua pihak yang bertentangan baik situasi antar pribadi, antar kelompok, dan antar organisasi.
Sekalipun konflik berdampak negatif akan tetapi konflik tetap saja terjadi. Konflik biasanya bersumber dari SARA, jenis kelamin, kebudayaan, dll. Namun penelitian oleh Lasley (Sarlito, 2005:132) menyatakan bahwa sumber konflik utama adalah hubungan antara individu atau kelompok itu sendiri.
2.3   Sumber konflik yang dipusatkan pada faktor hubungan antar individu dan antar kelompok
a.     Dilema sosial
Menurut Rapaport (Sarlit0, 2005:132) dilema sosial maksudnya adalah ketika dua orang yang saling bermusuhan tidak mau saling berdamai meskipun keduanya sama-sama menderita kerugian. Jadi masing-masing pihak merasa harga dirinya akan jatuh jika harus mengalah dan mau berdamai karena tidak mau dianggap sebagai penyebab , konflik. Dilema sosial sulit dihindari namun ada beberapa cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya dan meminimalkan dampak negatif dilema sosial seperti:
1)    Pembuatan aturan
Aturan hanya dibuat harus disepakati semua pihak agar memperoleh hasil yang maksimal, misalnya alat-alat di laboratorium hanya boleh digunakan oleh mahasiswa pada saat jadwal praktik.
2)    Kecil itu indah
Kelompok kecil ternyata lebih efektif dan lebih bertanggung jawab, mempunyai rasa terikat pada kelompok dan masing-masing anggota cenderung tidak akan mengambil lebih dari pada yang diperlukan.
3)    Komunikasi
Adanya kominikasi yang efektif sangat diperlukan dalam pembuatan aturan yang disepakati dan ditaati bersama. Komunikasi dapat mengurangi rasa saling tidak percaya dan meningkatkan kerjasama.
4)    Pembalikan manfaat
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran atas aturan yang telah dibuat maka perlu dilakukan pembalikan manfaat, yang tadinya menguntungkan dibuat tidak menguntungkan dan sebaliknya. Misalnya peraturan memakai sabuk keselamatan banyak dilanggar oleh pengguna jalan dengan alasan malas dan mengganggu gerak, oleh karenanya dikenakan denda.
b.     Tragedi alun-alun
Alun-alun hanya sebuah istilah yang menggambarkan sebuah tempat seperti alun-alun yang seharusnya menjadi tempat bersama, dapat dimanfaatkan secara bersama-sama. Namun yang terjadi justru ada orang memanfaatkan alun-alun untuk kepentingannya sendiri. Gejala inilah yang dinamakan tragedi alun-alun (Garret Hardin dalam Sarlito, 2005:134).
Terdapat beberapa alasan dibalik terjadinya dilema sosial dan tragedi alun-alun, yaitu masing-masing pihak (individu, kelompok, suku, ras, agama, bangsa) menilai dirinya sendiri berperilaku sesuai dengan situasi misalnya adanya pemikiran “saya memanfaatkannya semaksimal mungkin”, “saya tidak mau rugi”, atau “saya tidak kalah”. Alasan berikutnya adalah motivasi yang berubah-ubah, sulit memperkirakan apakah pihak lain mau bekerja sama atau tidak, dan lain sebagainya.
c.     Ketidakadilan
Dalam hubungan antar individu atau antar kelompok, keadilan berarti keseimbangan antara hasil yang didapat dengan hasil pihak lain atau dapat dikatakan keseimbangan antara harapan dan kenyataan. Misalnya pada kasus Freeport, masyarakat asli merasa diperlakukan tidak adil, pengorbanan yang mereka lakukan tidak sebanding dengan imbalan yang diterima. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan dapat menimbulkan frustasi yang pada ahkirnya mengarah pada perilaku agresif.
d.     Kompetisi
Kompetisi dapat memicu terjadinya konflik jika dalam situasi kompetisi tersebut sudah tercemar oleh masalah rasial, sosial-ekonomi atau agama.
e.     Kesalahan persepsi
Kesalahan persepsi disebabkan persepsi yang selalu berubah-ubah, tergantung keadaan subjek yang bersangkutan, hubungan dengan orang lain atau pihak lain, situasi pada saat itu.
Menurut Alo Liliweri (2005:256), ada dua hal yang patut diperhatikan dalam membahas penyebab konflik, yaitu:
(1) konteks terjadinya konflik, mulai dari antarpribadi, komunitas, komunikal, regional, dalam negara sendiri maupun sampai negara tetangga;
(2) sumber-sumber konflik.

2. 4    Faktor Penyebab Konflik

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
       Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
        Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
        Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
       Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:

• Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
• Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
• Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
• Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
• Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.

2. 5      Strategi Penyelesaian Konflik

       Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1.     Kompetisi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2.     Akomodasi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3.     Sharing
        Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4.     Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

5.     Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

















BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
1.     Konflik sebagai bentuk pertengkaran alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok dikarenakan perbedaan sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
2.     Unsur-unsur dalam konflik
a.     Melibatkan dua pihak
b.     Ada tujuan
c.     Ada perbedaan pikiran
d.     Ada situasi konflik
3.2   Saran
Peranan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Untuk keperluan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya konselor menguasai kajian dalam bidang psikologis yaitu tentang:
a.       motif dan motivasi adalah dorongan yang mengerakan seseorang bertingkah laku,
b.       pembawaan dan lingkungan,
c. perkembangan individu tidak terjadi sekali saja akan tetapi bertahap dan berkesinambungan,
d.       belajar, balikan dan penguatan,
e.       kepribadian ciri seseorang

DAFTAR PUSTAKA


Liliweri, Allo. 2005. Prasangka dan Konflik.Yogyakarta: Pelangi Aksara


1 komentar :

  1. How to Make Money from Betting on Sports Betting - Work
    (don't worry if you get it หารายได้เสริม wrong, though) The process involves kadangpintar placing bets on different events, but it can also be ventureberg.com/ done by using herzamanindir.com/ the 1등 사이트

    BalasHapus